Langsung ke konten utama

Kembang api

Warna-warna saling berpadu, menuju dirgantara
Ah, jelita, bukankah mereka indah bagimu
Dipersiapkan  dengan tenaga, kemudian menjadi jelaga
Menerangi, menerbangkan lamunanmu menuju timbuktu

Apakah kita terlalu biasa, untuk menjadi sempurna
Ataukah engkau terlalu fana, untuk menjadi nyata?

Sungguh,
Aku tidak mengerti, pada titik apa, kita akan bersua.

Duhai kembang api menyala-nyala, Untuk apa mengobarkan ragamu.
Bila cahaya rembulan, bintang-bintang, bersinar gemilang tanpa malu

Akankah kami, harus tetap disini,
Bercumbu, berbasa-basi

Yakin kan kami, untuk menahan diri, membunuh waktu, dengan candaan analogi?

Mohon, kembang api,
Berikan kami kesempatan, untuk membenahi
Segala nafsu birahi, yang kian menyalahi,
Biarkan cahayamu, menjadi merefleksi,
Mengapa afeksi, tak pernah cukup bagi kami

Apakah kita terlalu biasa, untuk menjadi sempurna
Ataukah engkau terlalu fana, untuk menjadi nyata?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan yang mengingatkan

Ditulisnya artikel ini berdasarkan keprihatinan pribadi penulis pada realita yang cukup sepele di kampusnya. sebuah keresahan pada segi kesadaran, proses belajar, dan ketertiban dikelas. Pengamatan tentang fenomena ini bermula ketika saya mendapat beberapa pertanyaan dari seorang teman yang sedang mengerjakan paper dasar jurnalistik. pertanyaan ini mengenai pandangan saya terhadap kondisi birokrasi dikampus.  Jika ditanya, saya dan teman-teman pembaca pasti setuju bahwa aktifitas birokrasi dikampus lumayan ramai dan sangat lumrah terdengar oleh telinga, terutama kegiatan birokrasi lewat bermacam tuntutan dan propaganda yang gencar dilakoni oleh para Eksekutif Mahasiswa (BEM). Tuntutan transparansi, fasilitas kampus yang tak memadai, dan yang terutama saya garis bawahi adalah mengenai uang kuliah tunggal mahasiswa. saya sendiri sangat mengapresiasi segala jerih payah teman-teman eksekutif dalam membela, mengadvokasi, dan keberpihakan kepada kami para mahasisw...

Janna Tamimi

Assalamualaikum… Photo: Eleonora Gatto Perkenalkan namaku Janna Jihad Ayyad. Teman-teman sering memanggilku Janna, beberapa orang yang tidak terlalu kukenal memanggilku dengan sebutan Janna Tamimi. Aku adalah  seorang perempuan, masih kanak-kanak.   aku rasa mungkin tidak berlebihan jika aku sendiri menyebut diriku gadis yang manis. bagaimana menurutmu? Jika anda bertanya bagaimana Keseharianku,   tentu saja seperti anak-anak lainnya dibelahan bumi manapun, yakni bermain dan tertawa bersama teman-teman. Aku tinggal disebuah desa kecil, orang-orang menyebutnya sebagai desa nabi saleh. Menurutku desa kami merupakan tempat terindah di dunia.   Saat berkata demikian, Aku kerap kali melihat respon terkejut dari orang lain yang mendengar hal itu. Seakan mereka tak percaya akan indahnya Desa nabi saleh. Tentu saja tempat ini yang terbaik, Desa ini adalah rumah kami.  Jika engkau penasaran akan tempat tinggal kami, silahkan datang kemari, kami...

Review Film English Vinglish (2012)

Ngga susah sebenarnya kalau mau nyari film yang mampu menggetarkan hati. cara termudahnya adalah, cari Film India!