Langsung ke konten utama

Postingan

Featured Post

kamu tetaplah menjadi kamu

Postingan terbaru

Biru

Ku saksikan langit, begitu biru pagi ini kawanan cahaya jalanan, satu persatu padam menyambut hari fajar yang cerah, terang merekah, memberi suatu pertanda benarkah pagi ini, ada sesuatu yang kan berbeda? ku telusuri jejak-jejak yang kemarin kutinggalkan dibalik terpaan silau cahaya, ku bersembunyi, merendah hati dari segala perasaan marah, perasaan gundah, ku menahan diri apakah kali ini, semesta akan mendukungku, setelah sekian lama membenci? wahai langit biru, berikanlah harapan, untuk hidup yang terlalu muram senantiasa ku tunggu, segala balasan, dari semangatku yang tak padam hadirkan padaku, semua jawaban dari pertanyaan yang sejak lama didiamkan Haru birukan hariku, agar tetap tegar, menjalankan kehidupan.

Angkringanku

Angkringanku Adalah tempat lamunku Kepul asap dibawah atap Ruang murah meredam marah Kopi hangat mengenalkan nikmat Tempat pulang, dari nalar yang hilang angkringanku.. bukan berarti milikku sesungguhnya angkringan milik yang maha Pencipta melalui bu sum, angkringan dititipkan, untuk makan, dan selonjoran gorengan tempe, 500 satunya, sate ayam, 1000 rupiah tiap tusuknya angkringanku, tempat merdeka, makan di masa seadanya angkringanku, jangan sesekali berani menipu bu sum memang tak melihat, tetapi malaikat, senantiasa mencatat nasi kucing itu, tak seberapa, jangan sampai karenanya, engkau batal masuk surga tetapi bila tuan tak berharta, sungguh tak apa, silahkan bayar, ketika kiriman sudah ada Yogyakarta, 14 Juli, didalam semilir lembut angin sore

Kembang api

Warna-warna saling berpadu, menuju dirgantara Ah, jelita, bukankah mereka indah bagimu Dipersiapkan  dengan tenaga, kemudian menjadi jelaga Menerangi, menerbangkan lamunanmu menuju timbuktu Apakah kita terlalu biasa, untuk menjadi sempurna Ataukah engkau terlalu fana, untuk menjadi nyata? Sungguh, Aku tidak mengerti, pada titik apa, kita akan bersua. Duhai kembang api menyala-nyala, Untuk apa mengobarkan ragamu. Bila cahaya rembulan, bintang-bintang, bersinar gemilang tanpa malu Akankah kami, harus tetap disini, Bercumbu, berbasa-basi Yakin kan kami, untuk menahan diri, membunuh waktu, dengan candaan analogi? Mohon, kembang api, Berikan kami kesempatan, untuk membenahi Segala nafsu birahi, yang kian menyalahi, Biarkan cahayamu, menjadi merefleksi, Mengapa afeksi, tak pernah cukup bagi kami Apakah kita terlalu biasa, untuk menjadi sempurna Ataukah engkau terlalu fana, untuk menjadi nyata?

Sebuah puisi tentang tidur

Tidur Apakah yang dimaksud dengan tidur Apakah sekedar membaringkan badan, atau menyerahkan sadar Lalu jika salah satu adalah jawabannya Bagaimana bisa kau menjelaskan apa itu polisi tidur.. Oh tidur... Mengapa mimpi berlarian tak tentu arah Terbang kesana kemari bagai kerbau yang marah Tak bisakah mimpi diam saja, dilanjutkan menjadi realita? Lalu jika mimpi benar seperti itu, bagaimana bisa kau menjelaskan kerbau yang terbang lalu marah-marah? Bangun tidur... Tidur lagi.. Bangun lagi.. tidur lagi Bangun pemuda Pemudi.. indonesia... Dulu tidur begitu sakral. Butuh ciuman untuk membangunkan seorang gadis pemakan apel Sekarang, tak ada yang menghargai kenikmatan tidur Pasang alarm, hanya demi kuliah. Hanya demi duduk, mendengarkan apa yang tak akan terdengar.. Sudahlah, masukkan diktat itu, baringkan kepalamu,. Lanjutkan tidur itu yang sebelumnya terganggu. Bangun lagi,

Dinding

Kala itu Senja, ia kembali datang menyapa di garis cakrawala. Lamunanku terpecah, benakku sibuk  merangkum diksi, mulutku bergunjing, Dihadapan dinding. Anganku kosong, imaji-ku sepi,  mengingatmu, dan ketiadaanmu saat ini Sesekali kudekap pundakku sendiri Terasa Hilangnya purnama kehangatan  Yang menawarkan rumah, disaat keadaan menambah amarah. Di dinding ini aku luapkan segalanya Ketika pagi membuka hari Ketika malam menyambung resah Segala tawa pilu, air mata sedu, Memenjarakan keinginan, dari tempat yg seharusnya ia dapatkan. Tapi apa yang dinding mau Hanya mendengar cerita-cerita, yang tak pernah sekalipun kabar suka cita. Kuingin ada disamping orang-orang itu Pekikan menggetirkan, namun kurindui Lembutnya jari-jari yang menggerayangi kakiku, sudah lama tak saling menemui Dalam sumpah serapah yg kuucap pada dinding ini, tak pernah lupa ku teriakkan pada sang pencipta. Jaga nyawa itu untukku! Sekali lagi,aku hadapkan diriku padam

Gadis yang Mencintai lalu Bereinkarnasi

"Jadi, kamu mau berhenti sekarang atau mau bereinkarnasi?"  tanya Tuhan kepadamu. Kamu menjawab, "Aku ingin bereinkarnasi, Tuhan. Aku masih ingin hidup demi Rian," "Baik. Kamu ingin bereinkarnasi dalam bentuk bagaimana?" "Aku ingin menjadi sosok yang bisa selalu menyejukkannya, menenangkan amarahnya, dan membantunya melewati hari," ... Tuhan tampak menimbang-nimbang sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Permintaanmu dipenuhi," * Rian kebingungan melihat sebuah benda di sudut kamarnya.  Benda itu tidak ada di sana sebelumnya. Ia menggaruk-garuk kepala lalu bertanya pada Julian yang tinggal di kamar sebelahnya, "Bro, lu tau nggak siapa yang naro dispenser di kamar gue?" ... Story by Naqiya, (bukan ibu negara wakanda)